Judul Indonesia: Dialog Islam Kristen
Pengarang: Ahmaed Deedat
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Cetakan I : Juni 1999
Cetakan II : September 1999 (Revisi)
Pengarang: Ahmaed Deedat
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Cetakan I : Juni 1999
Cetakan II : September 1999 (Revisi)
BAB 1-3-2 :
SEJARAH MASA LALU
Tidak sulit untuk mengumpulkan pendapat-pendapat yang memuji atau mencaci Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Meskipun penilaian dan persangkaan me-reka ini seringkali menimbulkan fitnah buruk terhadap diri Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mari kita lihat sejarah masa lalu.
Sekitar satu setengah abad yang lalu, orang-orang dila-rang untuk membicarakan hal-hal yang baik tentang Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam; dan umat Kristen saat itu selalu diajarkan sejak kecil untuk membenci Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan ajarannya dengan cara yang sama seperti mereka mengajarkan anjing mereka untuk membenci orang kulit hitam.
Pada tanggal 8 Mei 1840, Thomas Carlyle, salah satu pemikir terkemuka saat itu memberi kuliah dengan tema -Pahlawan dan Pemujaan terhadap Pahlawan.
Penyakit Yang Dipelihara
Di awal kuliahnya, Carlyle mengemukakan persangka-an buta dari masyarakatnya. Dia memberi referensi dari sebuah buku yang ditulis oleh seorang sarjana Jerman Hugo Grotius, yang berisi cacian pahit dan kasar yang melawan Nabi umat Islam. Hugo memfitnah bahwa Nabi telah mela-tih burung-burung merpati untuk mengambil kacang-kacang polong dari telinganya dan dengan tipuan merpati ini dia (Muhammad) mengatakan bahwa itu adalah salah satu muk-jizat yang diberikan Tuhan, dan peristiwa ini lalu dicatat da-lam Kitab Al-Qur'an. Mungkin Grotius diilhami dari cerita yang dibacanya dari Kitab Injil.
"Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atas Nya." (Injil Matius 3: 16).
Dari Mana Sumbernya
Pococke, penulis lain yangjuga dikenal saat itu, seperti "Thomas yang membingungkan" (John 20: 25), hendak membuktikan tentang Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, burung-burung merpati dan kacang polong tersebut. Grotius menjawab, "Tidak ada buktinya!"
Dia hanya merasa bahwa cerita itu hanya dibuat-buat bagi pembacanya. Baginya dan bagi pembacanya, teori 'mer-pati dan kacang polong' lebih tidak masuk akal dibanding cerita Malaikat Jibril mendiktekan bacaan pada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Pengertian yang salah ini me-nyayat hati Carlyle. Dia berteriak:
"Kebohongan yang telah ditimbun di sekeliling laki--laki ini (Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) hanya memalukan bagi diri kita sendiri!" (Thomas Carlyle)
Nabi Yang Perkasa
Carlyle adalah seorang yang genius dan Tuhan telah memberinya kepandaian berbicara. Dengan caranya sendiri, dia ingin membuat catatan yang benar. Dia berencana untuk memberi suatu kuliah dan dia memilih suatu topik yang sa-ngat provokatif "The Hero as Prophet" (Sang Pahlawan seba-gai Nabi), dan dia memilih nabi yang paling perkasa yang sering difitnah yaitu "Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam!" Bukan Musa, Daud, Sulaiman atau Yesus, tetapi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam! Untuk menen-tramkan hati saudara setanah airnya (yang sebagian besar anggota Gereja Anglican), dia meminta maaf
"Tidak ada bahaya bagi kita terhadap 'Mahometans. Saya hanya ingin menyatakan segala sesuatu yang baik pada dirinya. Hanya itu saja".
Dengan kata lain, dia dan juga pendengarnya adalah bebas dari pengaruh Islam dan tidak akan berubah menjadi Islam hanya karena memuji Muhammad. Jika dia merasa bahwa pujiannya ini bisa mempengaruhi kepercayaan mere-ka pada agama mereka, maka dia tidak akan memilih tema tersebut.
Dalam suatu masa yang penuh dengan kebencian dan dendam terhadap Islam dan kepada pendengarnya yang sangat skeptis dan sinis, Carlyle membuka suatu sinar kebenaran tentang pahlawannya - Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Untuk seseorang yang 'patut dipuji' maka harus dipuji. Untuk itu, nama Muhammad berarti nama yang patut dipuji. Walaupun ada kalanya Carlyle mengguna-kan kata-kata dan gambaran-gambaran yarig mungkin tidak menyenangkan bagi Muslim tetapi paling tidak dia telah membuka pintu yang selama ini selalu tertutup bagi Islam, dan dia berhasil. Dia telah memberikan penghargaan yang besar dan antusias dan membelanya (Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) dari pandangan yang salah dari musuh-musuhnya, seperti yang dilakukan Rasulullah terha-dap Yesus dan Ibunya.
Ketulusan Hatinya
lA. "Ketulusan hati dari orang yang agung adalah se-suatu yang tidak bisa diungkapkan. Bahkan saya pikir orang itu sendiri tidak sadar akan ketulusan hatinya. Untuk apa seseorang berlaku benar hanya untuk satu hari? Tidak, orang yang besar tidak akan menyombongkan ketulusan hatinya sendiri." (Hero and Hero-worship, halaman 59).
B. "Jiwa yang besar yang pendiam: adalah orang yang walaupun tidak bisa, ia akan bersungguh-sungguh karena si-fat dasarnya membawa dia untuk berlaku sungguh-sungguh. Sewaktu orang lain berpura-pura seolah-olah bersungguh--sungguh, laki-laki ini tidak bisa berbuat demikian dan dia sendirian dengan jiwanya dan kenyataan terhadap apa yang terjadi.... Kesungguhan telah ada dalam kebenaran tuhan. Kata-kata dari laki-laki ini adalah suara hatinya langsung tan-pa berpura-pura. Orang-orang harus mendengarkan apa yang dikatakannya daripada mendengarkan yang lain. Yang lain adalah bagaikan angin lalu." (Hero and Hero-worshrp, halaman 71).
Dalam pidatonya yang cukup panjang, Carlyle tetap belumjuga mempunyai kesempatan untuk menginformasi-kan kepada pendengarnya tentang darimana dia mendapat kesimpulan-kesimpulan di atas. Saya akan melengkapinya dari salah satu peristiwa dalam hidup Rasulullah. Peristiwa ini menggambarkan tingkat ketulusan hati Rasulullah dalam menerima wahyu alam Al-Qur'an yang bahkan kelihatannya tidak lazim dalam kehidupan manusia.
Peringatan Yang Diwahyukan
Hal ini terjadi di awal missinya menyiarkan Islam di Makkah. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang asyik mengundang pembesar-pembesar kaum Quraisy untuk mendengarkan ajakannya. Rupanya beberapa orang sedang mendengarkan Beliau berbicara, ketika seorang laki-laki miskin yang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum, mencoba untuk ikut berbicara dalam diskusi tersebut, agar Rasulullah memperhatikan dirinya. Rasulullah tidak berkata apa-apa tetapi dalam hatinya beliau berkata (bisakah kamu sedikit bersabar. Tidakkah kau lihat bahwa akibat ketidak sa-baranmu, saya akan kehilangan pendengar-pendengar yang lain). Saya yakin, untuk orang-orang yang lebih rendah, ber-dosa atau tidak, mungkin kesalahan seperti ini tidak menjadi masalah besar (terlalu remeh). Tetapi tidak bagi Muhammad Shallallahu Alaibi wa Sallam. Bukankah Allah memilih be-liau dan menghormati Beliau sebagai orang yang mulia?
Di tengah-tengah pembicaraan beliau dengan anggota--anggota suku Quraisy, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengirim wahyu melalui Malikat Jibril sebagai peringatan.
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4)
Beliau Bermuka Masam
"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?" (QS. 'Abasa: l-4).
Rasulullah secara tidak sadar merasa kesal (cemberut) karena adanya interupsi dalam ceramahnya. Mungkin juga laki-laki miskin itu merasa sakit hati. Tetapi beliau dengan segera sadar dan simpati pada orang miskin dan buta itu dan tanpa keberatan sama sekali beliau memberi tahukan wahyu yang berupa peringatan tersebut kepada pendengarnya sekalian.
Sesudah kejadian tersebut, setiap kali bertemu dengan laki-laki buta tersebut, beliau menyambutnya dengan gembi-ra dan berterima kasih karena beliau telah diperingatkan oleh Allah. Bahkan laki-laki buta tersebut diangkat menjadi Gu-bernur Madinah dalam dua periode. Begitulah sikap ketu-lusan dan rendah hati yang dikagumi Carlyle.
Kesetiaan Beliau
2. "Ini adalah tentang kebaikan hati yang tiada batas-nya beliau tidak pernah lupa pada istri pertamanya Khadi-jah. Lama setelah Khadijah meninggal, Aisyah merupakan istri muda beliau yang tersayang, wanita yang berbeda de-ngan wanita-wanita lain karena budi pekertinya yang luhur. Pada suatu hari, Aisyah yang pandai ini mengajukan perta-nyaan pada beliau, "Sekarang, apakah saya lebih baik daripa-da khadijah? Dia adalah janda, tua dan sudah tidak begitu cantik. Kamu lebih mencintaiku dibandingkan Khadijah, bukan?"---"Tidak, demi Allah!", jawab Rasulullah. "Demi Allah, tidak! Dia mempercayaiku sewaktu orang-orang di dunia ini menjauhiku, hanya dialah teman baikku!" (Hero and Hero-worship, halaman 76).
Tidaklah mudah menolak godaan syetan untuk me-ngalahkan ego dari istrinya yang masih muda, cantik dan pandai, Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq. Mengapa tidak membiarkannya mendengar sanjungan yang menyenangkan dirinya. Bahkan Khadijah-pun sudah tidak ada lagi sehingga tidak mungkin sakit hati. Akan tetapi Rasulullah tidak mau berbohong. Perlakuan seperti itu menunjukkan kepada kita bahwa beliau adalah orang yang mulia, yang tetap tercatat sejak 40 abad yang lalu.
Al- Amin, Dapat Dipercaya
3a. "Seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan dan pemikirannya. Mereka mencatat bahwa beliau selalu bersungguh-sungguh terhadap segala se-suatu. Seorang laki-laki yang pendiam. Diam apabila tidak ada yang harus dikatakan, tetapi selalu bijak dan tulus apabila berbicara. Selalu menerangi setiap persoalan. Ini adalah bagi-an dari apa yang disebut perkataan yang bernilai." (Hero and Hero-worship, halaman 69).
b. "Muhammad tentu saja menimbulkan luka bagi kaum Quraisy, penjaga Ka'bah, pengawas berhala-berhala. Beberapa orang terpengaruh untuk bergabung dengan beliau. Ajarannya menyebar dengan lambat, tetapi terus menyebar kemana-mana sehingga tentu saja membuat gusar bagi ma-syarakat tersebut." (Hero and Hero-worship, halaman 7.
c. "Bukanlah orang yang plin-plan. Suatu perkataan yang tegas akan dikeluarkan apabila memang diperlukan. Beliau akan bicara terus terang dan tegas! Pada saat perang Tabuk, beliau sering terpaksa berkata keras pada umatnya karena banyak yang menolak ikut perang dengan alasan cua-ca yang sangat panas, sedang panen dan alasan lainnya. Be-liau tidak mau tahu dengan segala alasan ini. Panen? Mung-kin ini adalah hari terakhirmu. Apa yang akan terjadi dengan hasil panenmu tanpa keabadian. Udara panas? Ya, memang panas. Tetapi neraka lebih panas! Kadang-kadang kata-kata keras terpaksa dikeluarkan beliau. Beliau berkata pada yang tidak taat, "Berat badan kamu pasti tidak akan turun!" (Hero and Hero-worship, halaman 95-96.)
Ingatlah, Thomas Carlyle mengeluarkan kata-kata di atas untuk memberi suatu kejutan dan membingungkan pen-dengar Kristen di Inggris, seratus lima puluh tahun yang lalu. Sejarah ini tidak dicatat bagi kita untuk diperdebatkan, walaupun ini terjadi juga. Dia berjanji, "Saya hanya bermak-sud mengatakan semua hal-hal yang baik mengenai Beliau (Muhammad Shallallabu Alaihi wa Sallam)" Dan dia me-ngadakan kuliahnya ini untuk menjaga Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dari fitnahan dan penilaian yang salah dari musuh-musuh beliau.
Penilaian Terhadap Kepalsuan
4a. "Seorang yang palsu mendirikan suatu agama? Me-ngapa. Seorang yang palsu tidak akan bisa membangun se-buah rumah bata! Jika dia tidak tahu sifat-sifat semen dan batu bata, bukannya rumah yang akan dia bangun, tetapi ha-nya bangunan rongsokan. Dan, itu tidak akan bertahan sam-pai dua belas abad dan tidak akan diikuti oleh 190 jutab orang. Mustahil terjadi. Seperti cek palsu yang kelihatannya saja ada uangnya, tetapi sebenarnya sudah kosong." (Hero and Hero-worship, halaman 58).
b. "Terus berkembang melawan arus. Kenyataan bah-wa beliau hidup di tempat tenang dan biasa saja, sampai tekanan pada dirinya dilakukan oleh orang-orang. Beliau ber-umur 40 tahun ketika mendapat tugas dari surga. Perilakunya masih hidup sampai sekarang, untuk hidup jujur. Populari-tasnya merupakan kenangan yang baik bagi orang yang mengenalnya." (Hero and Hero-worship, halaman 70. )
c. "Ambisi? Apa yang dilakukan oleh seluruh orang Arab pada laki-laki ini. Dengan mahkota kerajaan Heraclius, Persia dan semua mahkota di dunia Apa yang bisa mereka lakukan padanya? Itu bukanlah tentang surga di atas dan neraka di bawah. Menjadi kepala suku di Makkah atau Arab, dan mempunyai sebidang tanah- akankah itu menjadi keseliamatan bagi seseorang? Saya pikir tidak. Kita akan mening-galkan semuanya. Semua kekayaan dan keberuntungan, semua akan kita tinggalkan juga" (Hero and Hero-worship, halaman 61.)
Penilaian Atas Kesalahan
5. "Salah? Kesalahan terbesar biasanya tidak disadari oleh orang-orang. Pembaca Injil, saya pikir lebih tahu siapa yang disebut "Seorang laki-laki yang memiliki Ruh Tuhan. Daud, raja kaum Yahudi ini telah membuat kesalahan dan setelah kaum kafir mencemoohkan dan bertanya apakah ini laki-laki yang memiliki Ruh Tuhan? Ejekan tersebut saya pikir benar, tetapi terlalu picik apakah kesalahan itu? Apakah gambaran penampakan luar? Jika kesalahan bersembunyi di dalam diri, penyesalan, tekanan, kebenaran, kadang-ka-dang mengganggu dan tidak bisa dilupakan. Setiap laki-laki yang berjalan dengan langkah yang benar tidak akan menga-lami hal seperti itu. Setiap tindakan yang salah harus diber-sihkan dengan bertobat. Pada saat mati, hati dipisahkan dari ketulusan, rendah hati." (Hero and Hero-worship, halaman 61).
Penilaian Tentang Pedang
Kejahatan terbesar, 'Dosa' terbesar Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam di mata Kristen Barat adalah bahwa beliau tidak membiarkan dirinya untuk disembelih dan dibantai oleh musuh-musuhnya. Beliau bisa membela dirinya sendiri, keluarganya dan pengikutnya dan akhirnya me-naklukan musuh-musuhnya. Muhammad Sballallahu Alaihi wa Sallam berhasil mengecewakan Kristen. Beliau tidak per-caya dengan pengorbanan diri untuk menebus dosa orang lain.
"Wajar apabila setiap orang memiliki hak untuk melin-dungi dirinya dan milik pribadinya dan memperluas permu-suhan untuk mendapatkan kepuasan dan balas dendam", kata Gibbon, ahli sejarah dalam bukunya 'Kemunduran dan Kejatuhan Kekaisaran Romawi."
Perjuangan dan kemenangan beliau melawan kekuat-an kaum kafir membuat editor Ensiklopedia Britania meng-umumkan, Muhammad menjadi, "Orang yang Paling berke-pribadian religius."
Bagaimana bisa musuh-musuh Islam mengatakan bah-wa Muhammad menyebarkan agamanya dengan mengguna-kan pedang? Dia memaksa orang masuk Islam dengan menggorok leher orang?
6a. "Bagaimanapun sejarah jelas menerangkan bahwa legenda tentang penaklukan Muslim terhadap dunia dan me-maksakan Islam dengan menggunakan pedang adalah suatu cerita yang tidak masuk akal yang sering diceritakan oleh ahli sejarah." (De Lacy O'Leary dalam Islam at the Cross-road (Islam di Persimpangan Jalan), London, 1923).
Kamu tidak mesti menjadi ahli sejarah seperti O'Leary untuk mengetahui bahwa Muslim menguasai Spanyol sela-ma 736 tahun. Kristen, paling lama pernah menjajah Mus-lim selama 500 tahun di Mozambik, suatu wilayah yang dire-but dari Gubernur Arab oleh Musa-bin-Baique, suatu nama yang akhirnya menjadi nama wilayah tersebut. Bahkan seka-rang ini setelah 5 abad diperintah oleh Kristen, penduduk wilayah tersebut 60% adalah Muslim.
Bagaimanapun juga, setelah 8 abad kekuasaan Mus-lim di Spanyol diambil alih, tak seorang pun yang melupakan 'Azaan' (panggilan untuk shalat). Jika Muslim telah dipaksa secara militer atau ekonomi, tidak ada Kristen di Spanyol yang bisa mengusir Muslim di sana. Orang bisa menyalahkan Muslim atas exploitasi Spanyol, tetapi mereka tidak bisa me-ngatakan bahwa mereka menggunakan pedang untuk me-maksa bangsa Spanyol masuk Islam.
Sekarang ini, Islam tersebar di seluruh dunia dan Mus-lim tidak mempunyai pedang!!
Muslim juga mendominasi di India selama 10 abad, tetapi ketika mereka memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1947, Hindu menempati tiga perempat dari rakyatnya dan Muslim menjadi seperempatnya. Mengapa? Karena Muslim tidak memaksakan agamanya pada masyarakat Hin-du. Mereka mengikuti Firman Allah:
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." (QS. Al-Baqarah: 256).
Muslim mengerti dari perintah Allah ini bahwa 'Pe-maksaan' tidak sesuai dengan agama yang benar, karena
a. Agama tergantung dari keyakinan dan keinginan; dan ini tidak akan berarti apa-apa jika dilakukan dengan paksaan. Paksaan akan membuat orang masuk tetapi tidak ikut.
b. Kebenaran dan kesalahan digambarkan denganjelas oleh Allah Yang Maha Pengasih bahwa di sana tidak ada kera-guan dalam pemikiran dan kemauan manusia karena itu merupakan dasar dari keyakinan.
c. Allah akan selalu menjaga, dan janji-Nya adalah untuk mengantarkan kita dari kegelapan yang dalam menuju cahaya yang jelas.
Firman Allah ini melekat di setiap hati Muslim. Tetapi apa yang bisa dikatakan oleh musuh kita tentang negara yang tidak pernah didatangi tentara Muslim:
i. INDONESIA: Adalah fakta bahwa lebih dari seratus juta penduduk Indonesia adalah Muslim, tetapi belum ada tentara Muslim pernah datang ke negara yang mempunyai lebih dari dua ribu pulau itu.
ii. MALAYSIA: Sebagian besar dari rakyat di sini adalah Muslim dan belum pernah tentara Muslim yang datang ke sini untuk menyebarkan agama dengan pedang.
iii. AFRIKA: Mayoritas orang-orang di Afrika Timur dan sebagian besar Afrka Bagian Barat adalah Muslim, tetapi sejarah tidak pernah mencatat tentang perebutan kekuasaan oleh tentara Muslim. Di mana pedang? Muslim menawarkan agamanya melalui tingkah laku yang baik dan moral yang tinggi.
"Semua yang kamu katakan kelihatannya tidak bisa diperdebatkan, Mr. Deedat. Tetapi kita sedang membicara-kan tentang Islam pada saat awal, dan cara Nabimu merubah penyembah berhala menjadi pengikutnya! Bagaimana dia melakukannya bila tidak dengan pedang?", kata pendeta Kristen.
Satu Melawan Semua
Kita lebih baik membiarkan Thomas Carlyle membela Nabi pujaannya untuk meluruskan penilaian yang salah ini:...
7."Tentu saja pedang: tetapi dimana kamu mendapat pedangmu! Setiap pendapat yang baru, pada awalnya pasti mengecilkan seseorang. Dalam kepala satu orang dipenuhi oleh seluruh dunia yang mempercayainya. Seseorang mela-wan semua orang. Apakah dia menggunakan pedang dan mencoba untuk memperbanyak dengan pedang, maka dia akan mendapat sedikit. Sesuatu akan berkembang dengan sendirinya apabila sesuatu itu memang bisa berkembang." (Hero andHero-worship, halaman 80).
Pada umur 40 tahun, ketika Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam pertama kali mengumumkan missi agama-nya, di sana tidak ada partai politik atau kesetiaan pada suku dan tidak ada keluarga atau suku yang mendukungnya. Ma-syarakat Arab menyembah berhala dan dewa-dewa. Mereka sering saling membunuh dan perang saudara yang menghi-langkan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat. Seorang laki-laki, yatim yang ditugaskan untuk merubah semuanya memerlukan keajaiban. Dan, keajaiban itu benar terjadi. Allah sendiri yang membuat Islam dan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam memenangkannya. Allah memenuhi janji-Nya:
"Dan, Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. " (QS. Alam Nasyrah: 4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar